Jurnalmedia.co - Kartu nusuk menjadi salah satu syarat agar para jemaah haji bisa melakukan aktivitas ibadah di Mekkah.
Kartu ini sebagai identitas digital resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, yang diperlukan agar jemaah bisa memasuki wilayah Makkah serta mengikuti puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Sehingga, bagi yang tidak mengantongi kartu Nusuk ini bisa terancam tak bisa menjalankan ibadah dengan nyaman karena adanya kendala.
Namun, Kementerian Agama (Kemenag) menjamin jemaah haji asal Indonesia tetap dapat beribadah di Masjidil Haram meskipun belum menerima kartu Nusuk dari syarikah.
Pada dasarnya, fungsi utama Kartu Nusuk adalah verifikasi jemaah resmi untuk mencegah masuknya jemaah ilegal.
Setibanya di hotel, kartu Nusuk akan dibagikan maksimal 1x24 jam oleh syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji.
Adapun syarikah adalah mitra resmi Pemerintah Arab Saudi yang bertugas memberikan layanan kepada jemaah, termasuk akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pergerakan selama di tanah suci.
Proses distribusi kartu Nusuk disertai pemotretan sebagai bukti serah terima.
Namun, dari beberapa laporan masih ada jemaah yang belum mendapatkan kartu nusuk.
Meski begitu, Kementerian Agama menjamin para jemaah haji tetap bisa masuk di Masjidil Haram meski tak memakai kartu nusuk.
Pasalnya pemerintah sudah menyiapkan antisipasi lain.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, menyampaikan, idealnya kartu Nusuk diberikan dalam waktu 1x24 jam sejak jemaah tiba di Arab Saudi.
"Namun, dalam praktiknya di lapangan ada banyak kendala. Nusuk ini kan sepenuhnya di bawah kendali syarikah," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Makkah, dikutip Senin (12/5/2025).
Apabila kartu Nusuk belum diterima, syarikah akan menyediakan pengganti sementara berupa surat atau penanda lain agar jemaah tetap bisa masuk wilayah Makkah, termasuk ke Masjidil Haram.
"Ini bisa menjadi backup bagi yang belum mendapatkan Nusuk. Jadi kalau belum mendapatkan Nusuk, ya tetap tenang karena syarikah pun sudah membackup-nya dengan identitas seperti tadi itu," tutur Muchlis.
Dia menegaskan, pentingnya kartu Nusuk sebagai identitas resmi untuk menjamin kelancaran dan keamanan ibadah haji, sekaligus mencegah jemaah ilegal.
"Kedudukan (Nusuk) itu sangat penting sekali dalam perhajian. Dia seperti paspor perhajian kita. Identitas yang harus melekat dengan jemaah," kata Muchlis.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan delapan syarikah pada musim haji 2025, yakni Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.
Masing-masing syarikah menangani antara 11.000 hingga 36.000 jemaah.(*)