Warga AS Kesal dengan Kebijakan Trump Dianggap Rugikan Demokrasi, Sosial, hingga Ekonomi Negara

06 April 2025
186

Jurnalmedia.co - Ribuan warga Amerika Serikat (AS) geram dengan kebijakan Presiden Donald Trump.


Sejak dilantik kembali pada Januari 2025, Trump mengeluarkan kebijakan yang dianggap merugikan negara. Hal tersebut membuat ribuan warga pun tak tinggal diam dan mengambil langkah untuk melaksanakan unjuk rasa. 


Aksi ini sebagai bentuk solidaritas dalam menentang berbagai kebijakan Trump yang dianggap merugikan demokrasi, jaminan sosial, dan stabilitas ekonomi negara.


Setidaknya 5.000 warga berkumpul di area luar Gedung Putih, Sabtu (5/4/2025) waktu AS.


Mereka membawa berbagai poster berisikan tulisan protes terkait Trump. 


“Bukan Presiden Kami," tulis poster tersebut. 


"Jangan Sentuh Jaminan Sosial Kami," tulisan lainnya. 


Jane Ellen Saums (66), salah satu peserta aksi protes Trump menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintahan saat ini yang menurutnya membongkar lembaga-lembaga demokrasi AS.


Ia mengkhawatirkan melihat fungsi pengawasan hingga keseimbangan yang menurutnya terabaikan. 


"Termasuk isu lingkungan hingga hak individu," ujar Saums yang juga berprofesi sebagai agen real estat.


"Mereka telah membangunkan raksasa yang tidur. Kami tidak akan diam atau menyerah begitu saja," seru aktivis Graylan Hagler (71) di hadapan massa.


Tak hanya di wilayah Gedung Putih, namun protes serupa juga berlangsung serentak di lebih dari 1.000 kota dan distrik kongres di seluruh 50 negara bagian AS, serta di Kanada dan Meksiko.


Menurut penyelenggara, sekitar 20.000 orang diperkirakan hadir dalam aksi di Washington, yang merupakan bagian dari gerakan “Hands Off”.


Beberapa organisasi turut terlibat seperti MoveOn, Women's March, dan kelompok advokasi hak sipil lainnya. 


Sorotan dunia juga terjadi karena Trump baru saja mengeluarkan kebijakan mengenai tarif impor. 


Banyak yang menyuarakan ketidakpuasan publik setelah pemerintahan AS sekarang menerapkan pemangkasan birokrasi besar-besaran, tarif impor pada lebih dari 180 mitra dagang, dan gejolak pasar saham.


Dari survei yang dilakukan Reuters/Ipsos dan dirilis pada 3 April 2025 menunjukkan tingkat persetujuan Trump turun menjadi 43 persen. 


Angka ini menurun dua poin dari bulan sebelumnya, dan jauh dari 47% saat pertama kali menjabat pada Januari 2025. 


Di sisi lain, Juru Bicara Gedung Putih Liz Huston membantah tuduhan bahwa Presiden Trump berencana memotong Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid.


"Presiden Trump akan selalu melindungi program-program tersebut bagi warga yang berhak. Justru pihak Demokrat yang ingin memberikannya kepada imigran ilegal, yang berisiko membebani sistem dan merugikan warga lanjut usia," ujar Huston menanggapi aksi protes Trump.(*)



Tag

Memuat tag berita...