Mitigasi Perubahan Iklim, Indonesia dan Inggris Perkuat Literasi Pembangunan Rendah Karbon

11 Mei 2025
207

Jurnalmedia.co - Kementerian PPN/Bappenas bersama Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), membangun kolaborasi untuk melakukan mitigasi terkait perubahan iklim lebih inklusif. 


Kondisi perubahan iklim yang begitu terasa dalam kehidupan sehari-hari, menjadi isu dunia yang kini menjadi tantangan besar. 


Seperti yang disampaikan Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard dalam Dialog Publik Shaping Tomorrow: Intergenerational Action Towards a Low-Carbon and Green Economy, Kamis (8/5/2025).


Dialog yang menghadirkan para pembuat kebijakan, pakar global, dan pemimpin muda untuk merancang masa depan pembangunan yang inklusif dan tangguh terhadap perubahan iklim ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan dalam pembangunan rendah karbon untuk meningkatkan literasi publik mengenai arah kebijakan pembangunan rendah karbon di Indonesia. 


Diskusi panel yang dipandu Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu Periode 2012-2017 Nadjib Riphat Kesoema, menghadirkan pembicara lintas sektor mulai dari pemerintah, masyarakat sipil, lembaga pemikir, hingga media massa. 


Para narasumber menekankan, pentingnya upaya memperluas akses pembiayaan iklim, menciptakan lapangan kerja hijau, memperkuat komunikasi kebijakan, serta menyambungkan arah kebijakan nasional dengan aksi nyata di komunitas.


"Sebesar atau sekuat apa pun suatu negara, tidak bisa menghadapinya sendirian (perubahan iklim). Kita semua saling membutuhkan,” ungkap, Febrian Alphyanto Ruddyard. 


Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas menyerahkan Dokumen Kebijakan dan Strategi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia kepada Kedutaan Besar Inggris di Jakarta sebagai penanda komitmen bersama untuk mendukung pencapaian RPJPN 2025-2025 dan target Net Zero Emissions pada 2060. 


Net Zero Emissions (NZE) atau emisi nol bersih adalah kondisi di mana jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan ke atmosfer seimbang dengan jumlah emisi GRK yang dihilangkan atau diseraxp dari atmosfer. Dengan kata lain, tidak ada peningkatan bersih dalam jumlah GRK di atmosfer. 


Dialog ini juga bertujuan untuk memperkuat jejaring lintas sektor serta mendorong narasi perubahan yang dipimpin generasi muda. 


Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A. A. Teguh Sambodo mengungkapkan, isu lingkungan harus menjadi pembahasan para generasi muda untuk mengambil peran menangani hal ini. 


"Ketika kita membicarakan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, sebenarnya hal itu datang dari generasi muda Indonesia yang sangat berkomitmen untuk membahas dan menanganinya. Kesadaran ini tumbuh sejak dini melalui pendidikan di sekolah yang meningkatkan literasi lingkungan. Ini menjadi dasar pengetahuan tentang tanggung jawab mereka serta bagaimana mereka dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, sekaligus mengajak generasi muda lainnya untuk bergerak dalam misi yang sama,” jelasnya. (*)



Tag

Memuat tag berita...