Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Anggota Fraksi PKS: Pastikan Tak Ada Celah Bagi Pengoplosan BBM

27 Februari 2025
235

Jurnalmedia - Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Jalal Abdul Nasir mengingatkan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam distribusi BBM agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Hal tersebut kata Jalal agar tidak ada celah bagi pengoplosan BBM.


Pernyataan Jalal menanggapi kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk PT Pertamina Subholdijt dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama tahun 2018-2023, yang melibatkan pimpinan PT Pertamina Patra Niaga. Total sembilan tersangka dalam perkara ini yang ditetapkan Kejaksaan Agung.

Kejaksaan Agung menduga salah satu modus para pelaku korupsi yakni ‘mengoplos’ impor minyak produk kilang yang tadinya RON 90 (Pertalite) menjadi RON 92 ( Pertamax).“Kita harus memastikan tidak ada celah bagi praktik kecurangan di lapangan. Pengawasan yang lebih ketat dan audit independen tetap diperlukan agar masyarakat mendapatkan BBM sesuai dengan standar kualitas yang dijanjikan,” ujar Jalal dalam keterangannya yang dikutip Jurnalmedia, Kamis (27/2/2025).


Lebih lanjut, Jalal mengungkapkan informasi dari Pertamina, bahwa secara operasional, tidak ada proses yang memungkinkan peningkatan RON 90 menjadi RON 92 di terminal-terminal BBM.

“Informasi dari pertamina salah satu cara menaikkan RON adalah dengan octane booster, dan seluruh terminal Pertamina tidak memiliki atau menyediakan material tersebut,” papar Jalal.

Kata Jalal, pihak Pertamina menjelaskan bahwa baik Pertamax maupun Pertalite yang diimpor mayoritas datang dalam kondisi tanpa warna (jernih). “Kemudian, pewarnaannya dilakukan di terminal dengan penambahan dyes-biru untuk Pertamax-sebagai langkah efisiensi perusahaan,” ucap Jalal.

Selain itu, Jalal menuturkan, dari penjelasan Pertamina, untuk Pertamax, terminal juga melakukan injeksi Gasoline Performance Additive (GPA) untuk meningkatkan kualitas bahan bakar sebagai nilai tambah bagi konsumen.

“Dengan kondisi ini, saya perlu memastikan bahwa tidak ada proses yang memungkinkan RON 90 (Pertalite) dinaikkan menjadi RON 92 (Pertamax) di fasilitas distribusi Pertamina,” tutur Jalal.

Ia juga mengungkapkan, Pertamina menyoroti aspek pengawasan kualitas BBM yang telah dilakukan secara ketat. “Produk yang disalurkan selalu diperiksa oleh Lemigas untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi migas, dan alhamdulillah hasilnya selalu on spec,” tutur dia.

Selain itu, Jalal menyebut sebagai bentuk peningkatan pengawasan, mulai tahun 2025, pengujian oleh Lemigas akan dilakukan secara berkala, baik bulanan maupun triwulanan, sesuai dengan kelas terminalnya, meskipun tidak ada jadwal pemeriksaan resmi dari pemerintah.

Tag

Memuat tag berita...