
JurnalMedia - Brand Billabong, Quicksilver hingga Volcom resmi menutup gerainya dan setop produksi.
Deretan brand ini pernah menjadi kebanggaan para remaja era 2000-an. Bagi pecinta ketiga brand ini, rasanya tak 'gaul' jika tidak mengenakan salah satu dari produk fesyen tersebut.
Banyak faktor yang membuat ketiga brand ini tutup. Selain karena kenaikan suku bunga yang tajam, juga persaingan dengan merek fast fashion yang saat ini merajai tren, sebut saja Shein, Zara, hingga H&M.
Toko Billabong, Quicksilver, dan Volcom di Amerika Serikat (AS) tutup karena operatornya, Liberated Brands, mengajukan kebangkrutan atau pailit.
Selain faktor ekonomi, persaingan ketat di industri fashion juga menjadi tantangan berat bagi Billabong, Quiksilver, dan Volcom. Merek-merek ini menghadapi tekanan besar dari maraknya tren fast fashion yang menawarkan produk dengan harga lebih murah dan lebih mudah diakses melalui e-commerce.
"Masalah-masalah ekonomi makro, termasuk kenaikan suku bunga yang cepat dan dramatis, inflasi yang terus-menerus, keterlambatan rantai pasokan, penurunan permintaan pelanggan jauh di bawah garis tren historis, pergeseran preferensi konsumen, dan biaya tetap yang substansial memberikan tekanan yang signifikan pada pendapatan dan struktur biaya Liberated," kata CEO Liberated Brands, Todd Hymel, JurnalMedia mengutip usatoday.com, Minggu (23/2/2025).
Meski Liberated dan toko-tokonya tutup, ketiga merek tersebut tidak akan menghilang. Authentic Brands Groups, perusahaan induk dari jenama pakaian tersebut, sedang mengalihkan lisensi ke operator lain agar tetap membuat pakaian tersebut.
Kabar ditutupnya perlahan gerai-gerai ketiga brand tersebut, bak mengupas kenangan era 2000-an para pecinta tren fesyen ini.
Bagaimana tidak, pada era tersebut menggunakan brand Billabong, Quicksilver hingga Volcom adalah sebuah kebanggaan karena menjadi tren.
Namun berjalannya waktu, tren fesyen pun berubah. Saat ini, tren fesyen street wear lebih mendominasi ketimbang surfwear.
Sementara itu, dari unggahan akun Instagram @marketeers beberapa waktu lalu tentang tutupnya gerai brand Amerika ini, ramai dengan tanggapan para pengguna brand tersebut.
Beberapa di antaranya, menyebut bahwa tutupnya Billabong, Quicksilver hingga Volcom karena eranya pun sudah berbeda terlebih saat ini banyak barang-barang yang sudah tidak original ramai dipasaran termasuk desain hingga harga.
@ruli_mc: Backpack QUIKSILVER awet banget model & bahannya..... setia mulai perjaka, gak perjaka, jadi suami, sampe sekarang jadi bapak.
@shan.die23: Banyak tiruan yang mirip harga murah tapi sama persis bahan modelnya, mungkin banyak brand baru juga sama selera pasar anak sekarang beda kayanya suka desain yang unik2
@dewantara_krisna: Yuk adik adik kita ke distro, haha distro apa bang..
@peony._.blizzzz: Cardinal sama cressida aj bang, masi buka di cisarua awowkowkwowk
@octoraditya: Kaos, Hoodie, topi, celana, dompet. Masih ada semua walaupun udh gak muat. Dri jaman SMP 2003 berawal beli spyderbilt
@bavarian_garage710: Waktu SD tasnya merk quicksilver lho. (*)